Tampilkan postingan dengan label Pelatihan PMK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelatihan PMK. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 Februari 2022

Strategi Penanggulangan Kebakaran

Emergency Kebakaran 113

Prosedur penanggulangan kebakaran wajib di susun oleh instansi / perusahaan / pelaku industri bersama Ahli K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan mempersiapkan literatur-literatur dan petunjuk teknis yang tepat yang kemudian di sosialisasikan kepada seluruh pekerja. Kewajiban penyusunan prosedur penanggulangan kebakaran dijelaskan pada KEPMENAKER No.186/MEN/1999 bahwa kewajiban pengurus atau perusahaan yaitu memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi terhadap bahaya kebakaran sedang hingga berat.

Penanggulangan kebakaran adalah upaya yang dilakukan dalam rangka memadamkan kebakaran. Jika upaya-upaya pencegahan kebakaran sudah maksimal dilakukan namun masih terjadi kebakaran di rumah maupun di lingkungan kita, maka upaya penanggulangan kebakaran harus dilakukan semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya kebakaran yang lebih luas yang dapat membahayakan keselamatan jiwa maupun kerugian harta benda yang lebih besar.

Dalam upaya penanggulangan kebakaran dikenal beberapa metode pemadaman kebakaran. Adapun metode pemadaman kebakaran menurut NFPA (1991), antara lain :

  • Pendinginan (cooling) yaitu teknik pemadaman kebakaran dengan cara mengurangi suhu atau temperatur. Suatu kebakaran dapat dipadamkan dengan menghilangkan panas serta mendinginkan permukaan dan bahan yang terbakar dengan bahan semprotan air sampai mencapai suhu dibawah titik nyalanya. Atau dengan kata lain mengurangi / menurunkan panas sampai benda yang terbakar mencapai suhu dibawah titik nyalanya (flash point). Pendinginan permukaan yang terbakar tersebut akan menghentikan proses terbentuknya uap.
  • Penyelimutan (smoothering) yaitu teknik pemadaman kebakaran dengan cara menutup permukaan sumber api agar tidak bereaksi dengan oksigen maupun unsur lainnya. Kebakaran dapat juga dipadamkan dengan menghilangkan unsur oksigen atau udara. Menyelimuti bagian yang terbakar dengan karbondioksida atau busa akan menghentikan suplai udara. Biasa juga dikenal dengan sistem pemadaman isolasi/lokalisasi yaitu memutuskan hubungan udara luar dengan benda yang terbakar, agar perbandingan udara dengan bahan bakar tersebut berkurang.
  • Pemisahan bahan terbakar (starvation) yaitu teknik pemadaman kebakaran dengan cara memisahkan atau memindahkan bahan-bahan yang mudah terbakar ke area lain agar tidak terjadi kebakaran yang lebih besar. Suatu bahan yang terbakar dapat dipisahkan dengan jalan menutup aliran yang menuju ke tempat kebakaran atau menghentikan supplai bahan bakar yang dapat terbakar. Yaitu mengurangi atau mengambil jumlah bahan-bahan yang terbakar menutupi aliran bahan yang terbakar.
  • Pemutusan rantai reaksi perambatan api yaitu teknik pemadaman kebakaran dengan cara memutus reaksi kimi perambatan api secara fisik, kimia dan kombinasi antara fisik dan kimia. Pemutusan rantai reaksi pembakaran dapat juga dilakukan secara fisik, kimia atau kombinasi fisik-kimia. Secara fisik nyala api dapat dipadamkan dengan peledakan bahan peledak ditengah-tengah kebakaran. Secara kimia pemadaman nyala api dapat dilakukan dengan pemakaian bahan-bahan yang dapat menyerap hidroksit (OH) dari rangkaian reaksi pembakaran.
  • Penekanan Oksigen (dilusi) yaitu teknik pemadaman kebakaran dengan cara menekan kadar oksigen pada area yang terbakar karbondioksida (CO2) maupun bahan pemadam kebakaran lainnya.

Rabu, 23 Februari 2022

Strategi Pencegahan Kebakaran

Sebelumnya kita sudah mempelajari apa itu api, bagaimana proses terjadinya api, apa itu kebakaran dan bagaimana proses terjadinya kebakaran. Nah, setelah memahami teori dasar tentang api dan kebakaran tersebut, maka selanjutnya akan lebih mudah untuk mencari cara yang tepat untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Langkah-langkah pemadaman kebakaran selalu berlandaskan pada teori dasar segitiga api tersebut yaitu dengan cara memisahkan ketiga unsur pembentuk api berupa bahan material yang mudah terbakar, oksigen (O2) dan suhu panas yang dihasilkan akibat gesekan, korsleting listrik maupun reaksi kimia lainnya. Sehingga apabila salah satu dari mata rantai pembentuk api tersebut dapat kita putus, maka terjadilah pemutusan reaksi sehingga kebakaran yang terjadi tidak semakin membesar.

Setelah memahami apa itu api, bagaimana terjadinya api, unsur-unsur pembentuk api melalui segitiga api, apa itu kebakaran dan bagaimana terjadinya kebakaran, maka kita dapat mencegah dan menanggulangi kejadian kebakaran yang dapat merugikan jiwa serta harta benda dengan tepat berdasarkan pengetahuan tersebut. Mengetahui cara penyebaran api juga sangat penting untuk mencegah terjadinya kebakaran. Api dapat tersebar melalui empat cara, yakni Konveksi, Radiasi, Konduksi, dan penyalaan langsung.

Kebakaran dapat dicegah dengan cara memisahkan unsur panas atau penghasil panas dari bahan yang mudah terbakar seperti kertas, kayu, kain, dan gas, menghilangkan udara atau oksigen (O2), hidrogen, dan klorin dengan melakukan peng-isolasian atau penyelimutan oksigen, serta menghilangkan panas akibat terjadinya gesekan, hubungan arus pendek listrik, reaksi kimia, dan lain-lain dengan melakukan pendinginan merupakan tiga cara yang bisa dilakukan untuk memutus segitiga api.

Prevent To Burn

Usaha nyata untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran adalah dengan cara memasang sistem pendeteksi dini kebakaran (fire alarm system) untuk dapat mendeteksi secara cepat adanya api di dalam suatu gedung atau bangunan sehingga ada early warning system untuk selanjutnya dapat diambil langkah-langkah pencegahan jika terjadi kebakaran. Sementara untuk menanggulangi kebakaran yang jika memang terlanjur terjadi, perlu adanya Alat Pemadam Api Ringan (APAR) maupun Alat Pemadam Api Berat (APAB) dengan media pemadam api yang sesuai dengan kelas kebakaran, yang mungkin akan muncul pada fasilitas atau bangunan tersebut. Pemasangan Fire Hydrant System juga sangat penting untuk sistem penanggulangan kebakaran pada gedung, bangunan dan lingkungan yang merupakan alat pemadam kebakaran yang menggunakan air sebagai media pemadam kebakarannya. Selain itu, Fire Hydrant System juga dapat dilengkapi dengan Fire Sprinkler System yang dapat bekerja secara otomatis untuk melindungi aset atau bangunan jika terjadi kebakaran. Disamping peralatan maupun sistem pemadam kebakaran tersebut, juga perlu dipertimbangkan untuk pemasangan sistem proteksi kebakaran khusus untuk melindungi manusia maupun aset vital lainnya seperti FM200 Fire Suppression System, CO2 Fire Suppression System, Inergas Fire Suppression System, Fire Tubing System, Firetrap System dan sistem proteksi kebakaran khusus lainnya.

Usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran terus di upayakan, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan pelaku industri akan pentingnya kesadaran bersama terhadap bahaya kebakaran terus dilakukan baik oleh pemerintah, organisasi dan lembaga nasional maupun internasional beserta dengan pelaku industri dan praktisi di bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Salah satu upaya nyata dari pemerintah maupun para ahli di bidang kebakaran terkait pencegahan dan penanggulangan kebakaran tersebut adalah menyiapkan literatur-literatur maupun petunjuk teknis yang tepat sebagai panduan dalam upaya mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran yang sewaktu-waktu dapat terjadi di sekitar kita.

Selasa, 22 Februari 2022

Klasifikasi Kebakaran Dan Potensinya

Perbandingan Kelas Api
Klasifikasi Jenis Api / Kebakaran

Kelasifikasi Jenis Api / Kebakaran adalah pengelompokan jenis-jenis api atau kebakaran yang di kategorikan berdasarkan dari material / benda / bahan yang terbakar. Setiap kelas kebakaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari bahan bakar dan material yang menjadi pemicu terjadinya kebakaran. Dengan adanya peng-kategorian kelas kebakaran tersebut, maka akan menjadi lebih mudah dalam pemilihan media pemadam api yang dipergunakan untuk memadamkan kebakaran. Nah, alat pemadam api yang tersedia dipasaran saat ini sudah secara spesifik disediakan untuk jenis-jenis kelas kebakaran tertentu, maka Anda bisa memilih jenis alat pemadam api yang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan potensi kelas kebakaran pada fasilitas yang ingin Anda lindungi.


Kategori Kelas Kebakaran Berdasarkan PERMENAKERTRANS Nomor: PER.04/MEN/1980

Merujuk kepada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: PER.04/MEN/1980 tersebut, kebakaran dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu :

  • Kebakaran Kelas A
  • Kebakaran kelas A adalah jenis kebakaran yang ditimbulkan oleh benda padat non logam yang mudah terbakar seperti kayu, kain, kertas, dll.

    Kebakaran kelas A dapat dipadamkan dengan menggunakan media Air, Uap Air, Pasir, Busa (Foam), CO2, Serbuk Kimia Kering (Dry Chemical Powder), dan Cairan Kimia.

  • Kebakaran Kelas B
  • Kebakaran Kelas B yaitu jenis kebakaran yang disebabkan oleh bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar seperti bensin, solar, spirtus, lemak, amonia, cat, thinner, gas LPG, gas LNG, gas alam dan bahan kimia lainnya.

    Kebakaran kelas B dapat dipadamkan dengan menggunakan media Karbondioksida (CO2), Serbuk Kimia Kering (Dry Chemical Powder), dan Busa (Foam). Kebakaran kelas B tidak boleh dipadamkan dengan media air sebab air bisa mengalir dan meluas, sehingga kebakaran semakin menyebar.

  • Kebakaran Kelas C
  • Kebakaran Kelas C yaitu jenis kebakaran yang disebabkan oleh komponen atau peralatan listrik seperti dinamo, motor listrik, kulkas, televisi, instalasi listrik, monitor, komputer dan peralatan elektronik lainnya.

    Kebakaran kelas C dapat dipadamkan dengan menggunakan media Karbondioksida (CO2), Serbuk Kimia Kering (Dry Chemical Powder), liquid gas clean agent AF-11, FM200, Novec 1230, Inertgas, dan IG-55. Kebakaran Kelas C tidak boleh dipadamkan menggunakan Air karena air merupakan media penghantar listrik (konduktor ) yang bisa menyebabkan orang-orang yang berada di area tersebut tersengat aliran listrik.

    Penting untuk diperhatikan bahwa kebakaran kelas C pada standard Eropa dan Australia termasuk dalam kelompok kebakaran yang diakibatkan oleh gas yang mudah terbakar (flammable gases).

  • Kebakaran Kelas D
  • Kebakaran Kelas D merupakan jenis kebakaran yang disebabkan oleh benda logam yang mudah terbakar.

    Kebakaran kelas D dapat dipadamkan dengan menggunakan media Serbuk Kimia Kering (Dry Chemical Powder). Benda logam yang mudah terbakar bereaksi sangat cepat dengan air dan bahan kimia lainnya, sehingga harus ditangani dengan hati-hati.


Senin, 21 Februari 2022

Definisi, Dan Penyebab Terjadinya Kebakaran

Definisi Dan Penyebab Kebakaran

Sebelumnya kita telah mempelajari tentang definisi api, teori, dan permasalahannya. Mari kita mengulas sedikit, api merupakan proses kimia yaitu proses oksidasi cepat terhadap suatu material yang menghasilkan panas dan cahaya. Api dapat tercipta apabila terjadi persenyawaan (bergabungnya) tiga unsur yang dikenal dengan teori segitiga api. Api berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya dan panas yang juga dapat menimbulkan asap. Keberadaan api memberikan manfaat yang sangat banyak untuk manusia dan siklus kehidupan di alam semesta, namun disisi lain kehadiran api juga bisa memunculkan petaka bagi manusia dan alam semesta jika api tersebut tidak mampu dikendalikan sehingga mengakibatkan terjadinya kebakaran.

Apakah Kebakaran Itu ?

Mengetahui apa itu api dan bagaimana api dapat menyala merupakan pengetahuan dasar yang penting guna mencegah terjadinya musibah kebakaran. Pasalnya, banyak musibah kebakaran yang terjadi akibat kelalaian dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang api. Jadi, apakah itu kebakaran? Kebakaran adalah nyala api baik api kecil maupun besar pada suatu tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan dan pada umumnya sulit untuk dikendalikan.

  • Definisi Kebakaran Menurut Perda DKI No. 3 tahun 1992
  • Definisi kebakaran secara umum adalah suatu peristiwa atau kejadian timbulnya api yang tidak terkendali yang dapat membahayakan keselamatan jiwa maupun kerugian harta benda.
  • Definisi Kebakaran Menurut National Fire Protection Association (NFPA)
  • Kebakaran menurut NFPA di definisikan sebagai suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan 3 unsur yang harus ada yaitu: bahan bakar yang mudah terbakar, oksigen yang ada dalam udara, dan sumber energy atau panas yang berakibat menimbulkan kerugian, harta benda, cidera bahkan kematian. Jadi, dapat dismpulkan bahwa Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak di inginkan dimana unsur-unsur pembentuk api yang terdiri dari bahan bakar, oksigen dan sumber panas yang membentuk reaksi oksidasi sehingga menimbulkan kerugian materi bahkan korban jiwa.

Minggu, 20 Oktober 2013

Definisi Api, Teori Dan Permasalahannya

DEFINISI API

Apakah api itu ? Api adalah suatu masa / zat gas yang dapat timbul karena adanya reaksi kimiawi (pembakaran / oksidasi) cepat yang terbentuk dari beberapa unsur yang bersifat exotermis dan dapat menghasilkan panas, nyala, cahaya dan asap. Api merupakan suatu fenomena yang dapat diamati dengan adanya cahaya dan panas serta adanya proses perubahan zat menjadi zat baru melalui reaksi kimia oksidasi eksotermal. Api dapat terbentuk karena adanya interaksi beberapa unsur / elemen yang pada kesetimbangan tertentu dapat menimbulkan api, diantaranya :
  • Udara (oxygen)
  • Panas (heat)
  • Bahan bakar (fuel)
Ditinjau dari jenisnya api dapat dikategorikan menjadi dua jenis api, yaitu :
  1. Api jinak.
  2. Api liar.
Api terkendali menjadi kawan : Selama api dapat dikendalikan atau dikuasai, besar atau kecil, selama itu pula api akan menjadi kawan bahkan menguntungkan dan menghasilkan.

Api tak terkendali menjadi lawan : Betapapun kecilnya api, selama tidak dikendalikan atau dikuasai akan menimbulkan kerugian, cacat bahkan korban jiwa manusia maka selama itu pula api dikatakan menjadi lawan dan disebut peristiwa kebakaran.