Dynamic Camouflage Text Generator at TextSpace.net

Style_1
(Background)
Style_2
(Font Colour)
Style_3
(Font Face - Font Size)

Rabu, 09 Maret 2022

CPR atau RJP dalam P3K

CPR atau RJP dalam P3K

Pertolongan pertama adalah penanganan segera untuk orang yang sedang dalam kondisi darurat sebelum kedatangan petugas medis yang lebih berpengalaman dan terlatih. Tujuannya adalah mencegah atau mengurangi risiko buruk pada orang tersebut. Jenis pertolongan ini tergantung situasi dan kondisi.


Pengertian CPR atau RJP

CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau dikenal juga dengan sebutan RJP (resusitasi jantung paru) adalah upaya pertolongan pertama untuk mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh.

CPR atau RJP adalah komponen penting untuk menyelamatkan jiwa seseorang yang diantaranya mengalami henti jantung dan henti nafas. Henti jantung ditandai dengan hilangnya kesadaran, disertai melemahnya denyut nadi. Henti jantung dapat kita ketahui dengan cara meraba nadi di daerah leher atau lengan bawah.

Sedangkan untuk henti nafas kita bisa melihat tidak adanya pengembangan dinding dada dan tidak terasa adanya hembusan nafas di hidung atau mulut orang tersebut.

Melansir jurnal yang diterbitkan oleh American Heart Association, berbagai kondisi kesehatan berikut ini dapat mengakibatkan seseorang kesulitan bernapas, diantaranya :

  • Tenggelam
  • Cedera berat
  • Sesak nafas
  • Gangguan paru
  • Serangan jantung

Tujuan CPR atau RJP

CPR atau RJP mencakup pemberian kompresi dada dan nafas buatan yang bertujuan agar aliran darah yang mengandung oksigen tetap beredar di dalam tubuh sehingga organ vital seperti otak tetap dapat berfungsi sebelum mendapat bantuan medis lebih lanjut.

Terhentinya aliran darah atau pernapasan bisa memicu kerusakan otak yang dapat mengakibatkan seseorang meninggal kurang dari 10 menit.

Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukan CPR, diantaranya :

  1. Periksa keamanan lokasi sekitar
  2. Pastikan lokasi dan lingkungan di sekitar orang yang tidak sadarkan diri tersebut aman. Misalnya, jika korban ditemukan di tengah jalan, lakukan evakuasi korban ke tempat yang lebih aman sebelum melakukan CPR.
  3. Periksa kesadaran orang yang akan ditolong
  4. Periksa tingkat kesadaran korban dengan mencoba menanyakan namanya dengan suara yang cukup lantang atau menggoyangkan tubuhnya secara perlahan. Jika ia merespons, upayakan agar korban tetap sadarkan diri hingga bantuan tiba. Namun, tetap periksa pernapasan, denyut nadi, dan tingkat responsnya.
  5. Evaluasi pernapasan
  6. Pastikan korban masih bernapas secara normal dengan melihat apakah dadanya bergerak naik-turun. Selanjutnya, dekatkan telinga Anda ke mulut dan hidung korban untuk mendengar suara napas dan merasakan embusan napasnya di pipi Anda.
  7. Periksa nadi
  8. Pastikan jantung korban tetap berdetak dengan memeriksa denyut nadi di pergelangan tangannya atau memeriksa denyut nadi di bagian sisi lehernya.
  9. Panggil bantuan medis
  10. Jika orang yang hendak ditolong tidak menunjukkan respons atau tidak sadarkan diri, segera hubungi tenaga medis di nomor 112 atau rumah sakit terdekat dan lakukan CPR hingga bantuan datang.

Cara melakukan CPR atau RPJ

Cara Melakukan CPR atau RJP

CPR dapat dilakukan oleh semua orang yang sudah terlatih. Teknik ini terbagi menjadi tiga tahapan yang dikenal dengan istilah C-A-B (compression, airways, breathing).

Berikut ini adalah penjelasan tentang cara pemberian CPR kepada orang dewasa yang tidak sadarkan diri :

  1. Tahap kompresi dada (compression)
  2. Metode kompresi dada secara langsung ditemukan efektif pada 1960. Sejak saat itu, CPR atau RJP menjadi salah satu tindakan intervensi medis yang paling banyak dilakukan di seluruh dunia.

    Kompresi dada dilakukan dengan memberi tekanan pada dinding dada sehigga terjadi penekanan terhadap jantung yang diharapkan akan memompa darah ke seluruh tubuh.

    Bila korban tidak sadarkan diri dan denyut jantungnya tidak terdeteksi, langkah awal CPR dapat dilakukan dengan tindakan kompresi dada. Berikut ini adalah cara melakukannya :

    Baringkan tubuh korban di atas permukaan yang keras dan datar, lalu posisikan diri Anda berlutut di samping leher dan bahu korban.

    Letakkan satu telapak tangan Anda di bagian tengah dada pasien, tepatnya di antara payudara.

    Posisikan telapak tangan Anda yang lain di atas tangan pertama dan kaitkan jari-jarinya. Pastikan posisi siku Anda lurus dan bahu berada tepat di atas tangan Anda.

    Saat menekan, gunakan kekuatan tubuh bagian atas atu gunakan verat badan. Jangan hanya mengandalkan kekuatan lengan agar tekanan yang dihasilkan lebih kuat.

    Gerakan satu kali menekan dan satu kali melepas tekanan dihitung sebagai satu kompresi. Lakukan kompresi ini sebanyak 30 kali secara berturut-turut. Atau tekan dada korban setidaknya 100–120 kali per menit, dengan kecepatan 1–2 tekanan per detik.

    Cek apakah terlihat tanda-tanda pasien bernapas atau menunjukkan respons. Jika belum, Anda bisa melanjutkan proses kompresi dada hingga tenaga medis datang atau mulai mencoba membuka jalur napas korban untuk memberikan napas buatan.

  3. Tahap membuka jalur napas (airways)
  4. Tahap ini biasanya dilakukan setelah tindakan kompresi. Untuk membuka jalur napas korban, Anda bisa mencoba untuk mendongakkan kepalanya, yaitu dengan meletakkan satu tangan Anda di dahi orang yang akan diberi nafas dan tangan lain ditempatkan di bawah dagu untuk menengadahkan kepala ke belakang. Selanjutnya, angkat dagu pasien secara perlahan untuk membuka saluran napas.

  5. Tahap pemberian napas buatan dari mulut ke mulut (breathing)
  6. Setelah mengamankan saluran pernapasan korban, Anda bisa mulai memberikan napas buatan. Namun, langkah ini hanya dilakukan apabila Anda sudah terlatih.

    Pemberian napas buatan bisa dilakukan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung, terutama jika mulut terluka parah atau tidak bisa dibuka. Cara memberikan napas buatan adalah sebagai berikut :

    Jepit bagian ujung hidung yang lunak hingga tertutup dengan telunjuk dan ibu jari. Buka mulutnya dengan ibu jari dan telunjuk lain. Ambil nafas yang dalam, lalu letakkan bibir Anda di atas mulutnya. Tiupkan nafas atau udara dengan tenaga ke dalam mulutnya 2 kali selama kira-kira satu detik sambil memperhatikan pengembangan dadanya, apakah bagian dadanya terangkat seperti orang bernafas atau belum. Bila dadanya belum naik-turun, coba perbaiki posisi lehernya atau periksa kembali apakah terdapat sumbatan pada jalan napasnya.

    Ulangi proses kompresi dada sebanyak 30 kali yang diikuti oleh 2 kali pemberian napas buatan. ulangi pemberian nafas buatan sampai anda merasakan ada tanda udara keluar dari mulut orang tersebut.

    Rumus RJP yang paling umum adalah 30 : 2, yakni pemberian 30 kompresi dada diikuti dengan 2 kali nafas buatan. Selain metode dari mulut ke mulut ini, ada teknik pemberian nafas buatan dengan bantuan alat, yaitu masker kantong udara, nasal cannula (slang oksigen), dan intubasi. Namun teknik ini hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis terlatih.